Sabtu, 04 April 2020

Apa itu Tipografi?

Apa Itu Tipografi

Apa itu Tipografi? Tipografi adalah seni dan teknik dalam mengatur tata letak teks di dalam desain. Tipografi banyak dipakai untuk membuat pamflet, brosur, stiker, banner/spanduk, dan lain-lain. Dalam dunia tipografi banyak sekali ragam aksara yang telah dibuat, baik dalam bentuk, jenis maupun fungsinya. 
Adapun pengelompokan aksara diantaranya adalah pengelompokan menurut kait dan kemiripan anatomi.
Yuk, kita bahas satu persatu.

Pengelompokan menurut Kaitnya

1.    Serif (Ada Kaki)

Aksara ini dikenal lebih mudah dibaca karena garis bawah horizontal/kaki membantu pandangan pembaca. Jenis font yang paling dikenal adalah Times New Roman. Jenis font tersebut cocok untuk konten berita karena alasan yang sudah kita singgung tadi, mudah dibaca.

2.    Sans Serif (Tanpa Kaki)

Sans berarti tanpa, aksara ini tidak memiliki garis bawah horizontal seperti serif, jenis font Sans Serif kebanyakan digunakan untuk judul atau subjudul. Jenis font yang paling dikenal adalah Arial.

Jadi, yang membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya garis kait pada setiap ujung huruf.

Pengelompokan menurut kemiripan Anatominya

1.    Aksara Roman

Jenis ini campuran antara sans dan sans serif. Ciri-ciri Roman adalah pada ketebalan yang tidak sama dalam 1 huruf, ada bagian yang tebal dan ada bagian yang tipis.

2.    Aksara Gothic

 Ciri-ciri dari Gothic adalah memiliki ketebalan yang sama disetiap garisnya.

3.    Aksara Text

Ciri-ciri aksara ini yakni tidak memiliki garis tebal yang mencolok, garisnya relatif ringan. Itulah mengapa jenis ini banyak digunakan untuk body teks.

4.    Aksara Block

Dari kata-katanya sudah jelas bahwa aksara ini memiliki ketebalan garis yang mencolok. Jenis ini sering digunakan untuk judul dan menunjukan sifat artistik. Biasanya ada jenis family font yang serupa dengan block seperti heavy, extra bold, dan black.

5.    Aksara Script

Jenis aksara ini seperti tulisan tangan latin tetapi tidak semua jenis ini mudah dibaca karena beberapa ada yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan memanjangkan garis-garis ujungnya.

6.    Aksara Italic

Sudah jelas dari namanya, aksara ini tidak tegak lurus melainkan miring.

Desain kita akan terlihat bagus, baik, elegan dan keren jika memperhatikan tipografi. Sebagus apapun layout desain yang kita buat, tidak akan bagus jika konsep tipografi tidak digunakan.

Sepenting apa sih?

1. BAPER (Pembawa Perasaan)
Memilih dan menentukan jenis font dapat mempengaruhi pemahaman pembaca untuk melihat desain yang kita buat. Coba kamu lihat 2 contoh dibawah, mana yang menurut kamu enak dilihat?

Tipografi Contoh 1


Pasti kebanyakan orang akan lebih memilih contoh yang di sebelah kiri. Kalau milih yang kanan berarti ngga normal :D *just kidding haha. Jenis dan ukuran font pada contoh di sebelah kiri memunculkan rasa keseriusan dan pentingnya hal yang dibaca, sedangkan contoh di sebelah kanan menimbulkan kesan menyenangkan dan lucu.

2. Membuat orang agar tetap membaca
Ciri Tipografi yang baik adalah membuat pembaca fokus pada kontennya. Banyak pamflet, brosur, spanduk itu tidak menarik karena penempatan font yang tidak cocok pada tempatnya. Jika seperti itu, jangankan untuk membaca, melihat saja enggan. Hehe.. Dari kedua contoh dibawah, mana yang ingin kamu baca terus-terusan?

Tipografi Contoh 2


Contoh di sebelah kiri jelas, enak dilihat, simpel dan mudah dibaca. 
Contoh kanan terlalu berwarna, jenis font, dan warna background tidak enak dilihat oleh mata.


Berikut Tips agar pesan didalam desainmu dapat dibaca dan tersampaikan dengan mudah:

1.    Jangan Memakai Font Bold

Kenapa tidak? Boleh saja kita memakai font Bold tetapi hanya dalam pemakaian tertentu, font Bold lebih pas jika digunakan untuk judul dan penegasan bahwa kata-kata yang diberi bold memang penting. Untuk isi atau body text lebih baik tidak menggunakannya karena nantinya tidak enak dibaca dan merusak indahnya tulisan.

2.    Jangan Memakai Huruf Kapital Semua

Apa jadinya jika semua tulisan menggunakan kapital? Terasa aneh bukan? Huruf kapital lebih baik digunakan untuk judul dan lebih cocok untuk stiker, spanduk dan lain-lain yang sekiranya hanya membutuhkan teks yang sedikit.

3.    Jangan Memakai Font Italic

Gunakan font italic untuk kata-kata asing saja. Sering kita melihat kata-kata yang digaris miring itu kata-kata asing (selain bahasa indonesia).

4.    Jangan Memakai Font Penuh Warna
Gunakan maksimal 2 warna font, banyaknya warna akan mempengaruhi pembaca untuk membaca maupun memahami isi konten. Berilah warna yang sekiranya enak untuk dilihat.

5.    Jangan Gunakan Wallpaper Sebagai Background

Seringkali kita melihat wallpaper yang dijadikan background desain. Lihat dimana hayooo? Ya betul, di majalah kita sering menjumpainya. Jika memang ingin menggunakan wallpaper, sekedar saran saja, berikan wallpaper efek blur atau transparan agar teks terlihat dan fokus pembaca tidak di wallpapernya tetapi di isi tulisan tersebut

6.    Jarak Antar Baris Jangan Terlalu Dekat atau Renggang

Nah ini penting nih, jarak antara judul dengan body text harus diperhitungkan, walaupun ukuran fontnya berbeda tetap saja diberi jarak agak renggang. Untuk jarak per baris pada body text jangan terlalu dekat karena itu akan mengganggu si pembaca untuk melihat/membaca isi per-baris tersebut.

7.    Gunakan Paragraf Rata Kiri atau Kanan-Kiri (Justify)

Biasakan untuk membuat paragraf rata kiri atau gunakan rata kanan-kiri (justify). Tergantung kebutuhan, rata kanan-kiri sering digunakan untuk konten yang banyak tulisannya seperti koran, majalah dan lain-lain agar terlihat rapi. Sebaliknya, rata kiri biasanya digunakan untuk tulisan yang sedikit.
Apa Itu Tipografi

Sekian dulu penjelasan mengenai dasar tipografi, mohon maaf jika ada yang kurang dari isi maupun gambar yang kurang tepat. Semoga yang sedikit ini bermanfaat yaa.. ^^
Previous Post
Next Post

0 komentar: